Minggu, 08 Januari 2012

Cermin (1) : "Tuan Jujur"

Oleh: Ramananda Prasad, Ph.D.

Ada seorang pertapa yang hebat, yang terkenal karena selalumengatakan yang sebenarnya. Dia telah bersumpah untuk tidak berbohong dan dikenal sebagai "Tuan Jujur". Tak peduli apa yang dia katakan, semua orang percaya padanya karena ia telah mendapatkan reputasi luar biasa di masyarakat tempat ia tinggal dan melakukan praktek spiritualnya.

Suatu malam, seorang perampok sedang mengejar seorang pedagang untuk dirampok dan dibunuh. Pedagang itu berlalri menyelamatkan hidupnya. Dia lari menuju hutan di mana pertapa ini tiinggal.

Pedagang itu merasa sangat aman karena tidak mungkin si perampok bisa tahu di mana ia bersembunyi di hutan, tetapi pertapa itu melihat ke arah mana larinya si Pedagang.




Para perampok datang ke pondok pertapa dan memberi hormat. Perampok itu tahu bahwa pertapa itu pasti akan mengatakan kebenaran dan dapat dipercay, maka ia bertanya kepadanya apakah ia telah melihat seseorang melarikan diri? Pertapa itu tahu bahwa si perampok sedang mencari seseorang untuk dirampok dan dibunuh, karena itu ia menghadapi masalah besar. jika dia mengatakan yang sebenarnya, pedagang pasti akan dibunuh. jika ia berbohong, ia akan menanggung dosa berbohong dan kehilangan reputasinya. Setiap tindakan yang tidak bermoral dapat membahayakan orang lain disebut dosa. Ahimsa (anti kekerasan) dan kejujuran adalah dua ajaran yang paling penting yang harus kita ikuti. Jika kita harus memilih antara dua, mana yang harus kita pilih? Ini adalah pilihan yang sangat sulit.

Karena kebiasaan mengatakan yang sebenarnya, Pertapa itu berkata: "Ya, aku melihat seseorang melarikan diri." Jadi, perampok berhasil menemukan pedagang itu dan membunuhny. Pertapa itu sebenarnya bisa menyelamatkan hidup seseorang dengan menyembunyikan kebenaran, tetapi ia tidak berpikir dengan baik dan membuat keputusan yang salah.

dari cerita yang dikisahkan diatas ini mengajarkan kita bahwa kadang-kadang kita harus memilih antara batu dan tempat yang keras. Krishna mengatakan kepada Arjuna bahwa pertapa bersama dengan perampok sama berdosanya karena pembunuhan. Perampok tidak bisa menemukan pedagang jika pertapa tidak mengatakan yang sebenarnya. Jadi ketika dua prinsip mulia bertentangan satu sama lain, kita harus tahu mana yang merupakan prinsip lebih tinggi. Ahimsa memiliki prioritas tertinggi, sehingga pertapa seharusnya berbohong dalam situasi ini untuk menyelamatkan kehidupan. Seseorang seharusnya tidak mengatakan suatu kebenaran yang membawa kerugian lebih besar dengan kata lain Pertapa ini hanya mempertimbangkan reputasinya, dan untuk itu ia membiarkan orang lain. yang tidak berdosa dibunuh. Pertapa ini sebenarnya dikuasai oleh egonya. Memang Tidak mudah untuk menerapkan Dharma (kebenaran) dalam situasi kehidupan nyata karena Dharma dan Adharma (kejahatan) terkadang bisa sangat sulit untuk diputuskan.

hemph untuk para rekan yang membaca artikel ini ingat jangan berbohong, danjangan membunuh mahluk hidup atau menyakiti siapa pun, tapi menyelamatkan kehidupan adalah prioritas utama.

Sumber: http://www.mediahindu.net/

Tidak ada komentar:

Dewa vishnu and dewi lakshmi

Dewa vishnu and dewi lakshmi
Dewa pemelihara

Ganesha

Ganesha
Dewa keberhasilan

Deva Tri Murti

Deva Tri Murti
Deva Brahma, Visnu, Siva